Jakarta - Mengantisipasi lonjakan konsumsi gas elpiji 3 kilogram selama bulan Ramadan hingga Hari Raya Idulfitri, Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Kudus telah mengambil langkah proaktif dengan mengajukan tambahan kuota gas elpiji kepada pihak terkait. Meski demikian, total kuota untuk Kabupaten Kudus pada tahun 2025 tetap dipatok pada angka 29.570 metrik ton, Jumat, 28 Februari 2025.
Kepala Dinas Perdagangan Kudus, Andy Imam Santoso, melalui Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi, dan Perlindungan Konsumen, Minan Mochammad, menjelaskan bahwa permintaan tambahan kali ini berbeda dibandingkan momen-momen lainnya seperti Tahun Baru Imlek atau Isra Miraj. "Biasanya, untuk perayaan seperti Imlek atau Isra Miraj, kami mengajukan tambahan sekitar 5 persen dari kuota bulanan. Namun, tahun ini kami tidak berfokus pada angka atau persentase tertentu," ujarnya.
Minan menjelaskan lebih lanjut bahwa pengajuan tambahan kuota kali ini tidak dapat disematkan dalam angka spesifik atau persentase tertentu seperti yang biasa dilakukan. "Kami mengajukan berdasarkan kebutuhan riil masyarakat di lapangan yang memang meningkat tajam pada masa Ramadan dan Idulfitri. Permintaan kami semata-mata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang dipastikan meningkat," jelas Minan.
Dalam pernyataannya, Minan juga menyoroti pentingnya langkah antisipatif ini. "Kebutuhan gas elpiji selama Ramadan dan Idulfitri biasanya melonjak, dan kami ingin memastikan bahwa kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Ini merupakan upaya kami untuk mencegah terjadinya kelangkaan yang bisa berdampak negatif bagi masyarakat," tambahnya.
Pendekatan ini telah mendapatkan respons positif dari masyarakat dan para stakeholder terkait. Warga Kabupaten Kudus, terutama para pedagang dan pengusaha kecil, menyambut baik inisiatif ini. Mereka berharap agar dengan tambahan kuota ini, pasokan gas elpiji di pasar tidak mengalami gangguan sehingga kegiatan usaha dapat berjalan lancar selama periode penting ini.
Selain itu, pihak Disdag juga menggarisbawahi pentingnya pengawasan dan distribusi yang ketat agar elpiji 3 kilogram tersebut tepat sasaran dan tidak disalahgunakan. "Kami berkomitmen untuk mengawasi distribusi dengan ketat agar tidak ada penyimpangan atau penyalahgunaan. Gas elpiji bersubsidi ini harus sampai ke tangan yang berhak menerima," tegas Minan.
Sementara itu, dari sisi suplai, pihak Pertamina sebagai penyalur utama mendukung penuh langkah ini. Pertamina memastikan bahwa stok gas elpiji, terutama yang bersubsidi, bisa mencukupi kebutuhan masyarakat pada momen penting ini. Mereka juga siap berkoordinasi dengan dinas perdagangan daerah guna memastikan distribusi yang optimal.
Dalam kaitannya dengan penjualan, beberapa pengecer gas elpiji di Kudus menyatakan bahwa mereka menerima lonjakan permintaan selama Ramadan dan Idulfitri. "Biasanya, permintaan memang meningkat, dan dengan adanya tambahan kuota ini, kami berharap bisa menjawab kebutuhan konsumen dengan lebih baik," kata seorang pengecer yang enggan disebutkan namanya.
Untuk memastikan agar kebijakan ini dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat, Disdag Kudus mengajak semua pihak agar dapat berperan aktif. "Kami mengajak para pengecer dan agen untuk bersama-sama menyalurkan gas elpiji ini secara tepat dan benar. Kami juga berharap masyarakat dapat membeli sesuai kebutuhan sehingga tidak ada penimbunan yang menyebabkan kerugian semua pihak," tutup Minan.
Langkah antisipatif Disdag Kudus ini merupakan contoh dari kebijakan pemerintah yang cepat dan tepat sasaran dalam menanggulangi potensi masalah distribusi dan kelangkaan barang pokok bersubsidi. Dengan koordinasi semua pihak, diharapkan kebutuhan masyarakat selama bulan suci Ramadan dan menjelang Idulfitri dapat terpenuhi dengan baik, tanpa ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.