Jakarta – Bank Indonesia (BI) semakin gencar memperkuat efektivitas Kebijakan Layanan Makroprudensial (KLM) sebagai upaya strategis mendorong kredit perbankan yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menegaskan komitmen BI dalam melaksanakan kebijakan ini, yang dijadwalkan mulai berlaku efektif pada 1 Januari 2025.
Menurut Perry, KLM diarahkan untuk memberikan insentif pada sektor-sektor yang berpotensi tinggi dalam mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja secara maksimal. "Sektor-sektor tersebut meliputi pertanian, perdagangan, manufaktur, transportasi, pergudangan, pariwisata, ekonomi kreatif, konstruksi, real estate, perumahan rakyat, serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Ultra Mikro, dan sektor hijau," ungkap Perry dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Senin, 24 Februari 2025.
Hingga minggu kedua Februari 2025, BI telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp295 triliun, menunjukkan peningkatan Rp36 triliun dari Rp259 triliun pada akhir Oktober 2024. Angka ini mencerminkan komitmen kuat BI dalam mempercepat laju pertumbuhan kredit dan pembiayaan perbankan pada sektor-sektor prioritas.
"Dari total insentif tersebut, penyaluran ke berbagai kelompok bank meliputi bank BUMN sebesar Rp129,2 triliun, bank BUSN sebesar Rp131,9 triliun, BPD sebesar Rp28,7 triliun, dan KCBA sebesar Rp4,9 triliun," jelas Perry lebih lanjut.
Kebijakan ini sejalan dengan tujuan pemerintah dalam program Asta Cita yang bertujuan untuk membangun ekonomi yang stabil, berkelanjutan, dan inklusif. "Pentingnya koordinasi yang erat antara Bank Indonesia dan Pemerintah sangat menentukan keberhasilan program ini," tambahnya. Melalui peningkatan KLM, harapannya adalah bisa mendorong pertumbuhan kredit di sektor-sektor penting seperti perumahan dan pertanian, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan lapangan kerja.
Tidak hanya itu, Perry menegaskan bahwa BI terus berupaya untuk turut serta dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui berbagai kebijakan yang inovatif dan adaptif terhadap dinamika ekonomi global. "Kami berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia," tegasnya.
Dalam konteks SEO, berita ini relevan untuk diikuti mengingat pentingnya isu makroekonomi bagi pembaca di bidang keuangan dan ekonomi yang selalu mengawasi perkembangan kebijakan BI. Diharapkan informasi ini dapat memberikan dampak positif terhadap pemahaman masyarakat mengenai arah dan tujuan kebijakan ekonomi nasional.
Dengan strategi ini, BI tidak hanya berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dari dalam negeri, tetapi juga meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global. Sebagai hasil dari kebijakan ini, sektor-sektor yang mendapatkan insentif diharapkan mampu meningkatkan produksi dan layanan mereka sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih kuat.