Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat signifikan sebesar 2,5 persen dalam sepekan terakhir, ditutup pada level 6.803 pada penutupan perdagangan Jumat, 21 Februari 2025. Kenaikan ini mencerminkan respons positif investor terhadap sentimen global dan domestik yang mempengaruhi pasar saham Indonesia.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, menjelaskan bahwa penguatan IHSG selama pekan lalu tidak terlepas dari sejumlah faktor penting, baik dari dalam maupun luar negeri. "Dari global, kita melihat adanya pengaruh dari harga emas dan batu bara," ujarnya, Senin, 24 Februari 2025.
Emas, yang selama ini dikenal sebagai komoditas pelindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi, dilaporkan telah mencapai harga tertinggi sepanjang masa dengan kenaikan mencapai 46,6 persen dalam setahun terakhir. Analis dari Goldman Sachs bahkan memproyeksikan bahwa harga emas bisa mencapai level US$ 3.100 per ounce pada tahun ini.
Sementara itu, harga batu bara Newcastle jatuh ke level US$ 102 per ton, yang merupakan titik terendah dalam hampir empat tahun terakhir. Penurunan ini dipicu oleh kelebihan pasokan yang melebihi permintaan kuat dari konsumen utama, meski permintaan belum sepenuhnya pulih.
Dari sisi domestik, pengaruh suku bunga Bank Indonesia dan neraca perdagangan juga menjadi faktor penunjang penguatan IHSG. David menambahkan bahwa selama pekan depan, dua faktor yang patut dicermati adalah arus dana asing atau foreign inflow dan tingkat kepercayaan konsumen.
"Setelah Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga, penjualan dari investor asing belum mengalami penurunan. Namun, jika melihat data historis selama 10 tahun terakhir, IHSG cenderung bergerak positif pada bulan Februari," jelasnya.
David juga menyoroti pentingnya data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang akan dirilis dalam waktu dekat. Dalam konteks memasuki bulan Ramadan, konsumsi masyarakat biasanya mengalami peningkatan, terutama pada produk makanan dan minuman. Namun, kinerja sektor ini tetap sangat bergantung pada kondisi ekonomi makro dan daya beli masyarakat.
Berdasarkan sentimen pasar yang ada, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan tiga saham yang diperkirakan memiliki potensi pertumbuhan selama pekan ini:
1. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
Kalbe Farma saat ini berada di area support yang kuat dan telah melaporkan hasil kinerja keuangan yang solid pada akhir pekan lalu. Hal ini membuat KLBF menarik untuk diperhatikan.
2. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)
Matahari Department Store dinilai menarik menjelang bulan Ramadan, terutama karena sektor ritel diperkirakan akan mengalami lonjakan aktivitas. Saham LPPF sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pergerakan positif atau bullish.
3. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
Peningkatan konsumsi masyarakat selama bulan Ramadan diperkirakan akan menguntungkan sektor pangan, termasuk JPFA. Secara historis, perusahaan ini diuntungkan oleh penjualan produk konsumsi tinggi selama periode tersebut.
Namun, penting untuk dicatat bahwa analisis ini tidak bertujuan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham, dan keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor.
Dengan situasi pasar yang dinamis, investor disarankan untuk tetap waspada terhadap perkembangan terkini dan melakukan analisis menyeluruh sebelum memutuskan langkah investasi. Sentimen global dan domestik yang beragam harus terus dipantau, mengingat adanya volatilitas yang masih mungkin terjadi hingga paruh kedua 2025.