Drama Akuisisi Saham PT Remala Abadi Tbk oleh Grup Djarum: Kepemilikan Baru hingga Lonjakan Harga Saham

Senin, 24 Februari 2025 | 13:59:06 WIB
Drama Akuisisi Saham PT Remala Abadi Tbk oleh Grup Djarum: Kepemilikan Baru hingga Lonjakan Harga Saham

Jakarta - Dalam perkembangan terbaru di dunia investasi, laporan kepemilikan saham PT Remala Abadi Tbk (DATA) memunculkan daya tarik tinggi di kalangan pelaku pasar. Pada Jumat, 21 Februari 2025, seorang pemilik ritel bernama Djoni secara resmi menyatakan kepemilikan atas 5,1% saham PT Remala Abadi, atau setara dengan 70 juta lembar saham. Menguatnya dominasi Djoni dalam jajaran pemegang saham penting ini menambah babak baru terkait kabar akuisisi oleh Grup Djarum yang sudah banyak diperbincangkan.

"Ini ialah deklarasi dari saya terkait kepemilikan saham secara langsung atas PT Remala Abadi Tbk (DATA)," ungkap Djoni, Senin, 24 Februari 2025.

Di dalam dokumen yang sama, Djoni mengungkapkan bahwa dirinya berdomisili di Jambi dan membeli saham tersebut dengan tujuan investasi. Meskipun informasi lebih detail tentang Djoni tidak banyak disertakan dalam surat, namun ia menjelaskan bahwa transaksi pembelian saham terakhir dilakukan pada 20 Februari 2025.

Sementara itu, PT Iforte Solusi Infotek — anak usaha tidak langsung yang berada di bawah kendali PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dari Grup Djarum — secara resmi mengumumkan bahwa saat ini sedang berlangsung negosiasi penting untuk mengambil alih 40% saham PT Remala Abadi Tbk. Saham ini diketahui dimiliki oleh Verah Wahyudi Singgih Wong dan Jimmi Anka yang merupakan pemegang saham mayoritas di Remala Abadi.

“IForte dan penjual telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli pada tanggal 23 Desember 2024, dan kesepakatan ini menjadi dasar untuk negosiasi selanjutnya terkait rencana pengambilalihan saham,” jelas manajemen Iforte dalam sebuah publikasi yang muncul di media massa pada 20 Januari 2025.

Proses transaksi yang akan mengalihfungsikan pengendalian saham ini berada pada pijakan jelas untuk menjadikan Iforte sebagai entitas pengendali baru dari Remala Abadi. “Tujuan rencana pengambilalihan ini adalah untuk mengembangkan usaha dan memperluas jaringan bisnis guna memperkuat posisi grup pembeli dalam infrastruktur telekomunikasi digital,” kata manajemen Iforte lebih lanjut.

Di tengah gejolak ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan keputusan penting dengan menghentikan sementara perdagangan saham DATA sejak sesi pertama pada 24 Februari 2025. Langkah ini diambil mengingat nilai saham yang meroket tajam hingga mencapai persentase signifikan.

“BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham Remala Abadi (DATA) di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I perdagangan tanggal 24 Februari 2025 sampai dengan pengumuman bursa lebih lanjut,” jelas pengumuman resmi dari BEI.

Penutupan saham DATA pada Jumat pekan lalu berada pada Rp 2.120, meroket 12,17%. Dalam satu pekan saja, saham ini mengalami lonjakan hingga 85,15%, dan jika dilihat dalam kurun waktu tiga bulan, harga saham ini sudah melesat hingga 228,68%.

Situasi ini menempatkan Remala Abadi dalam sorotan karena potensi pengambilalihan oleh salah satu kelompok bisnis besar seperti Grup Djarum menghadirkan dimensi baru dalam lanskap investasi saham. Para investor kini memantau dengan cermat perkembangan lebih lanjut terkait negosiasi dan keputusan BEI terhadap saham DATA, yang diprediksi akan memberikan dampak signifikan bagi pergerakan pasar yang lebih luas.

Terkini