Tiga Proyek Tol Strategis di Jawa Barat Siap Dorong Konektivitas Ekonomi Wilayah

Kamis, 18 September 2025 | 14:07:17 WIB
Tiga Proyek Tol Strategis di Jawa Barat Siap Dorong Konektivitas Ekonomi Wilayah

JAKARTA - Jawa Barat terus memperkuat posisinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional melalui pembangunan tiga proyek tol strategis baru.

Proyek ini dipastikan akan menjadi penopang konektivitas sekaligus membuka ruang investasi baru di wilayah yang selama ini dikenal padat mobilitas. Pemerintah daerah bersama pusat berkomitmen mempercepat seluruh tahapan agar target operasional bisa tercapai sesuai rencana.

Tiga proyek besar yang akan digarap meliputi Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR), Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap (Getaci), serta Tol Akses Patimban. Ketiganya masuk daftar 19 proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang siap dilelang mulai 2026.

Kehadiran proyek ini diharapkan mampu memberi dampak langsung pada percepatan arus logistik dan pertumbuhan wilayah. Kepala Bappeda Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, serta pemangku kepentingan terkait dalam mendukung proyek nasional tersebut.

“Penetapan lokasi untuk pembebasan lahan ada di Pemprov Jabar. Selain itu, kami juga bertugas melakukan sosialisasi, konsultasi publik, pendataan lahan, hingga menyiapkan konektivitas jalan pendukung,” ujar Dedi.

Ia menambahkan bahwa meskipun penetapan lokasi untuk tiga proyek telah dilakukan beberapa tahun lalu, masih diperlukan tinjauan ulang untuk memastikan kesesuaian dengan keputusan gubernur. Hal ini penting agar seluruh rencana berjalan sesuai aturan hukum dan tidak menimbulkan hambatan di kemudian hari.

BIUTR: Proyek Ambisius Bernilai Rp10 Triliun

Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR) digadang sebagai salah satu proyek paling ambisius di Jawa Barat. Nilai investasi yang disiapkan diperkirakan mencapai Rp10 triliun. Saat ini, proyek masih berada pada tahap kajian trase serta uji kelayakan untuk memastikan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.

Rencana jadwal menunjukkan pembebasan lahan akan berlangsung pada 2027 hingga 2029. Setelah itu, konstruksi fisik dijadwalkan dimulai pada 2028.

“Targetnya, pada 2029 BIUTR sudah bisa beroperasi,” tegas Dedi. Kehadiran BIUTR akan sangat krusial dalam mengurangi kepadatan lalu lintas di kawasan metropolitan Bandung yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Getaci: Jalur Selatan Pertama di Jawa Barat

Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap (Getaci) memiliki arti strategis karena akan menjadi tol pertama yang melintasi jalur selatan Jawa Barat bahkan Pulau Jawa. Panjang totalnya diperkirakan mencapai 206 kilometer dengan kebutuhan investasi sekitar Rp37,4 triliun.

Pembangunan proyek ini akan dibagi menjadi empat seksi dengan dua tahap pelaksanaan. Diharapkan seluruh konstruksi bisa selesai pada 2029. “Jika sesuai rencana, Getaci akan mulai beroperasi pada Juli 2029,” jelas Dedi.

Kehadiran tol ini akan membuka akses baru yang lebih cepat antara kota-kota selatan serta menstimulasi sektor pariwisata dan industri.

Tol Akses Patimban: Hampir Rampung

Sementara itu, pembangunan Tol Akses Patimban menunjukkan progres yang sangat menggembirakan. Dari lima paket pekerjaan utama, empat di antaranya telah rampung hingga 80 persen. Total panjang tol ini mencapai 37,7 kilometer dengan estimasi investasi Rp8,9 triliun.

“Investasinya sekitar Rp8,9 triliun, dengan panjang total 37,7 km. Tol ini akan langsung menghubungkan Cipali dengan Pelabuhan Patimban,” kata Dedi.

Dengan hampir rampungnya proyek ini, konektivitas menuju kawasan industri dan pelabuhan Patimban akan semakin efisien, sehingga memudahkan arus barang ekspor maupun distribusi dalam negeri.

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Lebih jauh, Dedi menegaskan bahwa pembangunan tiga tol strategis bukan hanya soal membangun infrastruktur, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru. Kawasan Patimban misalnya, diproyeksikan menjadi pusat industri sekaligus gerbang ekspor Jawa Barat.

Hal ini sejalan dengan rencana menjadikan pelabuhan tersebut sebagai salah satu simpul logistik utama di Indonesia. Selain konektivitas, Pemprov Jawa Barat juga menyiapkan dukungan sumber daya manusia dari tenaga kerja lokal.

Para pekerja akan dilibatkan dalam tahapan konstruksi hingga pengelolaan, sehingga manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat sekitar. Pasokan material konstruksi juga akan memprioritaskan penggunaan dari wilayah setempat.

“Setidaknya ada enam peran utama Pemprov Jabar, mulai dari lahan, sosialisasi, konektivitas jalan, hingga kesiapan tenaga kerja dan bahan baku,” pungkas Dedi. Dengan strategi ini, pembangunan tidak hanya memberi nilai tambah bagi pemerintah pusat, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan warga di daerah.

Harapan Besar Untuk 2029

Ketiga proyek tol strategis di Jawa Barat diharapkan selesai sesuai target pada 2029. Kehadirannya akan mempermudah akses, mempercepat distribusi barang, serta meningkatkan daya saing provinsi di kancah nasional maupun internasional. Perencanaan yang matang dan kerja sama lintas pihak diyakini menjadi kunci keberhasilan.

Bagi masyarakat, keberadaan BIUTR, Getaci, dan Tol Akses Patimban akan menghadirkan pengalaman perjalanan yang lebih cepat, aman, dan nyaman. Bagi dunia usaha, jalur ini akan menjadi pintu efisiensi yang mampu menekan biaya logistik.

Pemerintah daerah bersama pemerintah pusat optimistis bahwa pembangunan infrastruktur ini akan menjadi tonggak baru dalam perjalanan pembangunan Jawa Barat.

Konektivitas yang lebih baik akan mendorong pemerataan ekonomi dan membuka peluang investasi di sektor lain. Dengan begitu, tol bukan hanya jalan aspal dan beton, tetapi juga jalan menuju masa depan yang lebih sejahtera.

Terkini