Hadapi Tol Probowangi, Penyeberangan Ketapang Diperkuat

Rabu, 02 Juli 2025 | 12:55:30 WIB
Hadapi Tol Probowangi, Penyeberangan Ketapang Diperkuat

JAKARTA — Arus lalu lintas menuju Bali diperkirakan akan meningkat signifikan seiring rampungnya proyek strategis nasional Jalan Tol Probolinggo Banyuwangi (Probowangi). Kondisi ini mendorong kebutuhan mendesak untuk peningkatan kapasitas layanan penyeberangan di lintasan Ketapang Gilimanuk.

Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo, menilai bahwa kehadiran tol Probowangi akan membuat mobilitas kendaraan dari Pulau Jawa ke Bali semakin tinggi. Oleh karena itu, kesiapan infrastruktur pelabuhan penyeberangan menjadi penting guna menghindari kemacetan dan memastikan kelancaran distribusi barang serta mobilitas penumpang antarpulau.

“Penambahan minimal satu pasang dermaga, atau maksimal bisa dua hingga tiga pasang dermaga di Ketapang dan Gilimanuk sangat diperlukan,” ujar Bambang dalam kunjungannya ke Kantor Cabang ASDP Indonesia Ferry Ketapang.

Menurutnya, penguatan infrastruktur penyeberangan merupakan langkah strategis yang harus diprioritaskan. Saat ini, masing-masing sisi pelabuhan di Ketapang dan Gilimanuk memiliki tujuh pasang dermaga. Namun, jumlah tersebut belum cukup untuk mengakomodasi seluruh kapal yang terdaftar di lintasan tersebut.

“Kapasitas dermaga yang ada saat ini hanya memungkinkan sekitar 30 kapal beroperasi dalam satu hari. Akibatnya, masih banyak kapal yang belum bisa dioperasikan secara maksimal,” jelasnya.

Dengan adanya keterbatasan tersebut, kapal-kapal yang sebenarnya siap melayani penyeberangan tidak bisa dimanfaatkan sepenuhnya. Jika penambahan dermaga direalisasikan, kapal-kapal yang selama ini menganggur dapat segera difungsikan, meningkatkan frekuensi penyeberangan, serta meminimalkan antrean kendaraan dan penumpang.

Load Factor Pelabuhan Semakin Tinggi

Bambang juga menyoroti load factor atau tingkat keterisian Pelabuhan Ketapang yang kini sudah menyentuh angka 70 persen. Meski masih dalam batas aman, kondisi ini berpotensi menjadi titik kritis jika lonjakan kendaraan akibat sambungan tol Probowangi tidak segera diantisipasi.

“Kalau tol Probowangi sudah terhubung ke pelabuhan, lalu lintas kendaraan dari Jawa ke Bali akan meningkat tajam. Ini harus diantisipasi sejak sekarang. Jika tidak, bisa terjadi overload yang menyebabkan kemacetan panjang,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa pembangunan infrastruktur penyeberangan bukan hanya soal kesiapan teknis, tetapi juga menyangkut efisiensi sistem logistik nasional yang selama ini banyak mengandalkan jalur darat dan laut dalam konektivitas antarpulau.

Tren Kenaikan Volume Perjalanan dan Logistik

Sementara itu, General Manager ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Yani Andriyanto, mengakui bahwa peningkatan jumlah penumpang dan kendaraan sudah mulai terlihat, terutama saat libur sekolah pertengahan tahun ini. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, terjadi kenaikan antara 5 hingga 10 persen.

“Khusus untuk angkutan barang, terjadi peningkatan sekitar 7 persen. Ini menunjukkan adanya pertumbuhan pergerakan logistik yang cukup signifikan dari Jawa ke Bali,” kata Yani.

Ia menambahkan bahwa tren ini merupakan indikator bahwa penyeberangan Ketapang Gilimanuk harus segera diperkuat baik dari sisi dermaga maupun fasilitas pendukung lainnya. Lonjakan permintaan angkutan logistik dan mobilitas penumpang menjadi bukti bahwa pertumbuhan ekonomi regional membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai.

Tantangan Operasional dan Proyeksi Masa Depan

Dengan jumlah kapal lebih dari 50 unit yang terdaftar melayani lintasan Ketapang Gilimanuk, kapasitas operasional saat ini belum mampu memberikan layanan optimal. Sebagian besar kapal hanya bisa beroperasi secara bergiliran karena keterbatasan dermaga.

Bambang Haryo melihat hal ini sebagai peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, banyak kapal siap digunakan. Namun tanpa penambahan dermaga, efisiensi armada tersebut menjadi terhambat. Potensi gangguan layanan bisa meningkat terutama pada masa-masa lonjakan seperti libur panjang, hari besar nasional, atau momen-momen tertentu dengan mobilitas tinggi.

“Dermaga tambahan ini bukan hanya kebutuhan jangka pendek, tapi investasi jangka panjang dalam sistem transportasi nasional,” tegas Bambang.

Ia juga menyoroti bahwa tol Probowangi akan menjadi simpul penghubung penting antara jalur darat Jawa dan jalur laut menuju Bali. Jika pelabuhan penyeberangan tidak disiapkan dengan matang, keberadaan tol justru bisa memicu kemacetan panjang dan hambatan distribusi barang.

Dukungan Stakeholder Dibutuhkan

Peningkatan kapasitas penyeberangan membutuhkan sinergi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, operator pelabuhan, hingga pemerintah daerah. Koordinasi ini penting agar proses perencanaan, pendanaan, hingga pelaksanaan pembangunan dermaga baru dapat berjalan tanpa hambatan birokratis.

Menurut Yani, ASDP siap mendukung pengembangan fasilitas apabila memang dibutuhkan dan sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam mendorong konektivitas maritim.

“Peningkatan fasilitas tidak hanya penting dari sisi teknis, tetapi juga berdampak langsung pada kepuasan pelanggan dan kelancaran sistem logistik,” kata Yani.

Momentum Pengembangan Penyeberangan

Dengan potensi lonjakan lalu lintas akibat penyambungan tol Probowangi dan tren pertumbuhan pergerakan orang serta barang, penguatan infrastruktur penyeberangan Ketapang–Gilimanuk tak bisa ditunda. Penambahan dermaga menjadi langkah logis dan krusial demi menjaga kelancaran konektivitas antara Jawa dan Bali.

Baik dari sisi kesiapan armada kapal, kapasitas operasional dermaga, maupun tren kenaikan load factor, semuanya menunjukkan bahwa momen untuk mengakselerasi pengembangan lintas penyeberangan ini telah tiba.

Terkini

Program Bulog Jamin Beras Murah Terdistribusi ke Masyarakat

Jumat, 12 September 2025 | 16:04:02 WIB

Infinix Zero Ultra Hadirkan Inovasi Smartphone Kelas Premium

Jumat, 12 September 2025 | 16:03:58 WIB

Redmi 15R Hadirkan Performa Tangguh dan Harga Kompetitif

Jumat, 12 September 2025 | 16:03:57 WIB

OPPO Find X9 Series Hadir Dengan Baterai Besar Tahan Lama

Jumat, 12 September 2025 | 16:03:56 WIB