JAKARTA — Langkah tegas kembali diperlihatkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam upaya memperkuat transformasi dan kesinambungan kinerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Garuda resmi merombak jajaran direksi dan komisarisnya secara besar-besaran.
RUPSLB tersebut dihadiri oleh pemegang saham sebanyak 67,95 miliar lembar saham atau setara 74,29 persen dari total kepemilikan. Dalam forum itu, pemegang saham menyetujui pergantian lima direktur dan satu komisaris independen. Langkah ini merupakan bagian dari strategi percepatan pemulihan kinerja pasca-restrukturisasi yang dijalankan oleh maskapai pelat merah tersebut.
Pengajuan perubahan pengurus berasal dari Kementerian BUMN yang dinakhodai Erick Thohir. Nama-nama yang masuk ke dalam jajaran baru menunjukkan dominasi figur internal Garuda Indonesia Group, yang dinilai siap melanjutkan agenda transformasi jangka panjang perusahaan.
Melalui keputusan tersebut, Garuda Indonesia mengangkat Eksitarino Irianto sebagai Direktur Human Capital & Corporate Service, Reza Aulia Hakim sebagai Direktur Niaga, Dani Haikal Irawan sebagai Direktur Operasi, Mukhtaris sebagai Direktur Teknik, dan Mawardi Yahya sebagai Komisaris Independen.
Sebagai konsekuensi dari rotasi tersebut, sejumlah pejabat lama diberhentikan dengan hormat. Mereka adalah Enny Kristiani, Ade R. Susardi, Tumpal Manumpak Hutapea, Rahmat Hanafi, dan Prasetio dari jajaran direksi. Sementara itu, Timur Sukirno juga diberhentikan dari posisi Komisaris Independen.
Menariknya, di tengah perombakan besar tersebut, Wamildan Tsani Panjaitan tetap dipertahankan sebagai Direktur Utama. Ia menjadi satu-satunya direktur yang tidak tergantikan, menegaskan peran sentralnya dalam melanjutkan arah strategis Garuda Indonesia ke depan.
Dalam keterangannya, Wamildan menekankan pentingnya regenerasi dan kesinambungan dalam tubuh perusahaan. Ia menyebut bahwa bergabungnya para profesional muda dari kalangan internal merupakan bukti keseriusan Garuda dalam membentuk kepemimpinan yang berkelanjutan dan kuat secara internal. “Hadirnya para talenta muda dari jajaran internal Garuda Indonesia Group merupakan kebanggaan tersendiri, karena ini menunjukkan kesiapan insan Garuda Indonesia untuk menjadi key driver dalam menentukan arah perusahaan dan menjalankan tahapan transformasi dalam jangka panjang,” ujar Wamildan.
Perubahan ini pun dinilai sejalan dengan upaya transformasi menyeluruh yang tengah dijalankan oleh Garuda Indonesia, khususnya setelah menerima suntikan dana jumbo dari PT Danantara Arya Energi. Sebelumnya diketahui bahwa Danantara menggelontorkan dana Rp6,65 triliun, yang sebagian besar dialokasikan untuk mendukung operasional anak usaha Garuda, yakni Citilink.
Dalam konteks tersebut, perubahan komposisi manajemen diharapkan menjadi katalisator agar Garuda bisa lebih lincah dan adaptif dalam menjawab tantangan industri penerbangan pasca-pandemi, sekaligus memperkuat posisinya di pasar domestik dan internasional.
Berikut adalah susunan lengkap manajemen terbaru Garuda Indonesia hasil RUPSLB:
Dewan Komisaris
-Komisaris Utama merangkap Independen: Fadjar Prasetyo
-Komisaris: Glenny Kairupan
-Komisaris: Chairal Tanjung
-Komisaris Independen: Mawardi Yahya
Direksi
-Direktur Utama: Wamildan Tsani Panjaitan
-Direktur Operasi: Dani Haikal Irawan
-Direktur Niaga: Reza Aulia Hakim
-Direktur Teknik: Mukhtaris
-Direktur Human Capital & Corporate Service: Eksitarino Irianto
Sosok-sosok yang kini mengisi kursi manajemen disebut memiliki rekam jejak yang kuat, baik dalam hal operasional maupun pengelolaan sumber daya manusia. Komposisi baru ini diharapkan mampu menjawab tantangan restrukturisasi, efisiensi biaya, peningkatan layanan, dan penguatan kinerja keuangan maskapai.
Kementerian BUMN melalui Erick Thohir tampak konsisten dalam menata ulang struktur pengelolaan perusahaan-perusahaan pelat merah yang dinilai strategis. Garuda Indonesia sebagai salah satu ikon nasional memang memerlukan pemimpin yang bisa bergerak cepat, adaptif, dan mengedepankan profesionalisme tinggi.
Langkah rotasi ini bukan semata-mata perubahan posisi, melainkan bagian dari upaya menyiapkan ekosistem manajerial yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam beberapa kesempatan, Erick Thohir menekankan pentingnya kaderisasi dan pengembangan talenta internal agar BUMN bisa bertahan menghadapi era kompetisi yang semakin ketat.
Transformasi Garuda Indonesia tidak lagi hanya menjadi isu internal, tetapi menyangkut kepentingan publik yang lebih luas, mengingat peran vital maskapai ini sebagai penghubung antarwilayah, baik domestik maupun global.
Dengan struktur baru yang lebih segar dan berbasis talenta internal, serta ditopang dengan dukungan pemerintah dan pemegang saham, Garuda Indonesia diharapkan bisa menapak ke fase pemulihan yang lebih stabil dan tumbuh berkelanjutan dalam jangka panjang.