Kereta Api Tambah Frekuensi LRT Jabodebek Mulai 1 Juli

Selasa, 01 Juli 2025 | 09:54:36 WIB
Kereta Api Tambah Frekuensi LRT Jabodebek Mulai 1 Juli

JAKARTA – Untuk meningkatkan pelayanan transportasi publik di kawasan Jakarta dan sekitarnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengumumkan kebijakan baru yang mulai berlaku pada 1 Juli 2025. Kebijakan tersebut berupa peningkatan jumlah perjalanan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek, sekaligus menambah jumlah operasional rangkaian kereta.

Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap kebutuhan mobilitas masyarakat yang terus meningkat, serta sebagai bagian dari optimalisasi pelayanan moda transportasi ramah lingkungan di wilayah Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi).

Melalui penambahan ini, PT KAI akan mengoperasikan 24 rangkaian LRT, meningkat dari sebelumnya. Seiring dengan itu, frekuensi perjalanan harian pun bertambah menjadi 398 kali, naik dari jumlah sebelumnya sebanyak 366 perjalanan per hari. Perubahan ini resmi berlaku mulai Senin, 1 Juli 2025.

Situasi di lapangan, memperlihatkan aktivitas penumpang LRT Jabodebek di sejumlah stasiun semakin ramai. Misalnya di Stasiun Dukuh Atas dan Stasiun Pancoran, sejumlah calon penumpang tampak menunggu kedatangan kereta, seiring waktu sibuk menjelang jam kantor.

Langkah peningkatan jumlah perjalanan ini diambil bukan hanya untuk mengatasi kepadatan penumpang, tetapi juga untuk meningkatkan efisiensi waktu tempuh, memperpendek waktu tunggu, dan memberikan kenyamanan lebih kepada pengguna LRT yang setiap harinya terus bertambah.

Dalam keterangan resminya, PT KAI menjelaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan komitmen mereka untuk meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas transportasi publik perkotaan. Peningkatan jumlah perjalanan juga akan berdampak langsung pada pengurangan waktu tunggu antar kereta, sehingga masyarakat yang menggunakan LRT Jabodebek untuk mobilitas harian bisa menikmati perjalanan yang lebih cepat dan nyaman.

Berdasarkan data operasional sebelumnya, layanan LRT Jabodebek masih dioperasikan dengan jumlah perjalanan terbatas dan berdampak pada waktu tunggu yang cukup panjang, terutama pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari. Dengan bertambahnya frekuensi perjalanan menjadi hampir 400 kali sehari, pengguna kini dapat merencanakan perjalanan dengan lebih fleksibel dan efisien.

Selain itu, penambahan jumlah rangkaian menjadi 24 unit memungkinkan PT KAI untuk mendistribusikan armada secara merata di seluruh lintasan, termasuk rute Dukuh Atas hingga Jatimulya, Dukuh Atas hingga Harjamukti, serta rute feeder antara Cawang dan Bekasi Timur. Ini akan sangat membantu dalam mengurangi antrean panjang dan kepadatan di stasiun-stasiun utama.

Penampakan kereta LRT yang melintas di kawasan Dukuh Atas dan Pancoran memperlihatkan antusiasme masyarakat yang cukup tinggi terhadap moda transportasi ini. Terlihat sejumlah kereta LRT melaju dengan lancar dan tertib di jalurnya, menjadi bagian penting dari wajah baru sistem transportasi modern ibu kota.

Peningkatan operasional LRT ini juga dianggap sebagai bagian dari strategi jangka panjang pengembangan moda transportasi massal di kawasan Jabodetabek. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dan BUMN terus mendorong kolaborasi antara operator dan pemangku kepentingan lainnya untuk memperluas jangkauan dan kualitas layanan transportasi publik yang efisien, terintegrasi, dan berkelanjutan.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam beberapa tahun terakhir memang terus melakukan berbagai inovasi dalam pengembangan sistem transportasi, termasuk dengan mengintegrasikan moda LRT dengan moda lain seperti MRT, KRL Commuter Line, dan TransJakarta. Ke depan, sistem integrasi antarmoda ini diharapkan dapat mempermudah mobilitas masyarakat di kawasan urban yang padat dan dinamis seperti Jabodetabek.

Langkah peningkatan jumlah perjalanan LRT ini pun dinilai sangat strategis di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan transportasi umum yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Dengan berkurangnya ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, kualitas udara di kawasan metropolitan diharapkan akan semakin membaik.

Kehadiran LRT Jabodebek sendiri menjadi simbol transformasi transportasi publik di Indonesia. Dengan sistem operasional otomatis (driverless), fasilitas modern, serta tarif yang kompetitif, moda ini digadang-gadang akan menjadi salah satu tulang punggung transportasi massal di wilayah Jabodetabek dalam beberapa tahun mendatang.

Untuk mendukung operasional tambahan ini, PT KAI juga disebutkan akan memastikan kesiapan dari sisi teknis, termasuk kelaikan sarana dan prasarana, ketersediaan SDM, serta sistem pemantauan jadwal dan keselamatan perjalanan yang terintegrasi.

Sementara itu, pengamatan dari ANTARA Foto juga mengabadikan momen saat LRT Jabodebek melintas di berbagai kawasan, seperti Dukuh Atas dan Pancoran, sebagai dokumentasi peningkatan aktivitas operasional menjelang diberlakukannya kebijakan baru pada 1 Juli.

Melalui kebijakan ini, PT KAI menegaskan komitmennya dalam mendukung pemerintah menghadirkan transportasi massal yang modern, aman, cepat, dan terjangkau. Masyarakat diharapkan dapat merasakan langsung manfaat dari peningkatan layanan tersebut dalam aktivitas harian mereka.

Dengan bertambahnya jumlah perjalanan harian, para pengguna LRT Jabodebek kini memiliki lebih banyak pilihan waktu tempuh, serta pengalaman perjalanan yang lebih lancar. Ke depan, PT KAI akan terus mengevaluasi dan menyesuaikan jadwal operasional berdasarkan kebutuhan dan dinamika pergerakan masyarakat.

Terkini