Festival Gedongsongo Kembali Digelar 21 Juni 2025, Sorotan Utama Penerbangan 3.000 Lampion Meriahkan Langit Semarang

Minggu, 08 Juni 2025 | 15:27:29 WIB
Festival Gedongsongo Kembali Digelar 21 Juni 2025, Sorotan Utama Penerbangan 3.000 Lampion Meriahkan Langit Semarang

JAKARTA — Pemerintah Kabupaten Semarang kembali menggelar Festival Gedongsongo yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari, yakni Jumat dan Sabtu, 20 hingga 21 Juni 2025. Acara tahunan ini akan dipusatkan di pelataran Candi Gedongsongo, Kecamatan Bandungan, dan diproyeksikan menjadi salah satu agenda unggulan pariwisata Jawa Tengah tahun ini. Salah satu momen paling dinanti dalam festival ini adalah penerbangan 3.000 lampion yang akan menerangi langit malam Semarang pada puncak acara.

Festival Gedongsongo yang telah menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Semarang mengusung konsep perpaduan antara pelestarian budaya, promosi wisata, dan hiburan rakyat. Gelaran tahun ini dipastikan akan lebih meriah dengan berbagai acara yang menyasar semua kalangan pengunjung, dari wisatawan lokal hingga mancanegara.

Rangkaian Acara Festival: Dari Sendratari hingga UMKM

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Wiwin Sulistyowati, menjelaskan bahwa Festival Gedongsongo akan menghadirkan beragam kegiatan seni dan budaya. “Ada hiburan musik, sendratari, pameran desa wisata, pameran UMKM, dan ekonomi kreatif. Semua kami kemas untuk memberi pengalaman terbaik kepada pengunjung,” kata Wiwin saat dihubungi.

Dua musisi nasional, Fanny Soegi dan Guyon Waton, dijadwalkan tampil dalam festival tahun ini. Penampilan mereka menjadi daya tarik tersendiri, khususnya bagi generasi muda. Tak hanya musik, festival ini juga menyajikan sendratari tradisional yang menceritakan legenda-legenda lokal serta kekayaan sejarah Candi Gedongsongo.

Wiwin menambahkan, pengunjung juga dapat menikmati festival lampion dan kegiatan reresik candi atau aksi bersih-bersih kawasan candi yang menjadi simbol pelestarian budaya dan warisan leluhur. “Selain itu juga ada festival lampion dan reresik atau membersihkan Candi Gedongsongo,” ucapnya.

Penerbangan Lampion Jadi Daya Tarik Utama

Salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu dalam Festival Gedongsongo adalah penerbangan ribuan lampion yang akan dilakukan pada Sabtu malam, 21 Juni 2025. Sebanyak 3.000 lampion akan dilepaskan ke langit dalam sebuah seremoni yang sarat makna spiritual dan simbol harapan. Penerbangan lampion ini menjadi salah satu ikon festival dan diproyeksikan mampu menarik ribuan wisatawan.

“Puncak acaranya nanti pada Sabtu malam, dengan pelepasan 3.000 lampion. Ini akan jadi momen yang sangat indah dan berkesan,” tutur Wiwin.

Menurut Wiwin, acara penerbangan lampion tidak hanya menjadi atraksi visual yang memukau, tapi juga memiliki makna filosofis. Lampion-lampion tersebut melambangkan harapan, doa, dan semangat baru bagi masyarakat dan daerah.

Tujuan Utama: Dongkrak Wisata dan Promosi Daerah

Wiwin mengungkapkan, Festival Gedongsongo digelar bukan semata sebagai hiburan, tetapi juga sebagai strategi untuk mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Kabupaten Semarang. Dengan festival ini, Pemkab Semarang berharap dapat memperkenalkan potensi wisata daerah yang selama ini belum banyak dikenal masyarakat luas.

“Kami berharap agenda tahunan ini dinanti masyarakat, karena itu akan menyajikan yang terbaik untuk pengunjung,” kata Wiwin. Ia menambahkan bahwa pelaksanaan tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya, baik dari segi penyelenggaraan maupun promosi.

Menurutnya, Kabupaten Semarang memiliki kekayaan wisata yang sangat beragam, mulai dari wisata alam, budaya, hingga edukasi. “Di Kabupaten Semarang ini kan banyak potensi wisata, mulai dari desa wisata dengan berbagai karakteristiknya. Belum lagi wisata alam seperti Rawa Pening dan air terjun, wisata heritage dan pendidikan, serta wisata wahana dengan keunggulannya masing-masing,” jelasnya.

Candi Gedongsongo: Ikon Pariwisata Internasional

Candi Gedongsongo sendiri merupakan salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Semarang dan telah dikenal hingga mancanegara. Kompleks candi yang terletak di lereng Gunung Ungaran ini menyimpan nilai sejarah tinggi dan memiliki panorama alam yang memesona. Di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, wisatawan dapat menikmati keindahan arsitektur candi-candi peninggalan abad ke-9 yang berpadu dengan udara sejuk dan pemandangan pegunungan.

“Candi Gedongsongo menjadi ikon pariwisata Kabupaten Semarang yang bertaraf internasional,” ujar Wiwin. Oleh karena itu, lanjutnya, promosi terhadap Candi Gedongsongo dan kawasan sekitarnya perlu terus digencarkan agar destinasi ini dapat bersaing dengan kawasan wisata unggulan lain di Indonesia.

Ia berharap dengan promosi berkelanjutan dan penyelenggaraan event seperti Festival Gedongsongo, angka kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara bisa terus meningkat. “Promosinya harus terus didorong agar kunjungan wisatawan bisa maksimal dan berdampak terhadap destinasi wisata yang lain,” pungkasnya.

Efek Domino terhadap Sektor Lain

Festival Gedongsongo juga memberikan dampak positif bagi sektor-sektor lain, khususnya pelaku UMKM dan pariwisata lokal. Pameran produk ekonomi kreatif menjadi ruang bagi pelaku usaha lokal untuk memperkenalkan dan memasarkan produk unggulan mereka. Mulai dari kerajinan tangan, kuliner khas, hingga produk-produk lokal lain yang mendapat eksposur lebih luas berkat banyaknya pengunjung festival.

Selain itu, kehadiran ribuan wisatawan juga berdampak pada sektor transportasi, perhotelan, dan jasa pariwisata lain. Ketersediaan penerbangan menuju Semarang serta akses transportasi darat yang memadai turut menjadi faktor pendukung suksesnya event ini.

Dengan penyelenggaraan yang matang dan promosi yang agresif, Festival Gedongsongo 2025 diharapkan mampu menjadi salah satu ajang budaya dan wisata terbesar di Jawa Tengah tahun ini. Tak hanya menjadi ruang hiburan dan pelestarian budaya, festival ini juga memperkuat posisi Kabupaten Semarang sebagai destinasi wisata unggulan yang patut diperhitungkan di tingkat nasional maupun internasional.

Terkini