JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI terus memperkuat fokusnya dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai langkah strategis untuk mendukung terciptanya sistem transportasi publik yang berkelanjutan dan modern di Indonesia. Komitmen ini sejalan dengan peran KAI sebagai BUMN strategis yang melayani jutaan penumpang setiap bulannya.
Transformasi besar-besaran yang dilakukan KAI tidak hanya menyasar aspek fisik berupa modernisasi sarana dan prasarana transportasi, tetapi juga menekankan pentingnya investasi pada kualitas SDM. Langkah ini dinilai menjadi fondasi penting dalam menghadapi tantangan dan dinamika industri transportasi yang terus berkembang di tengah tuntutan era digitalisasi dan perubahan iklim global.
“Transformasi tidak cukup hanya dengan modernisasi sarana, tapi juga harus menyentuh manusianya. Karena itu, kami membangun ekosistem kerja yang berkualitas, adaptif, dan terbuka bagi semua,” ujar Rosma Handayani, Direktur SDM dan Umum PT KAI.
Jumlah Peserta Pelatihan SDM Terus Meningkat Signifikan
Komitmen KAI dalam membangun SDM unggul tercermin dari pelaksanaan beragam program pelatihan dan pengembangan internal selama tiga tahun terakhir. Data menunjukkan peningkatan signifikan baik dari sisi jumlah kegiatan pelatihan maupun jumlah peserta yang terlibat.
-Pada tahun 2022, KAI menggelar 462 kegiatan pelatihan dengan jumlah peserta sebanyak 8.545 orang.
-Di tahun berikutnya, 2023, jumlah pelatihan tercatat sebanyak 433 kegiatan, namun pesertanya melonjak tajam menjadi 12.844 orang.
-Memasuki tahun 2024, pelatihan meningkat drastis dengan 757 kegiatan yang diikuti oleh 19.818 peserta.
-Sementara itu, hingga Mei 2025, telah diselenggarakan 168 pelatihan dengan partisipasi 3.844 peserta.
Peningkatan ini menunjukkan keseriusan perusahaan dalam mencetak talenta-talenta berkualitas yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi serta mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Mendorong Pendidikan Formal hingga Jenjang Pascasarjana
Tidak hanya terbatas pada pelatihan teknis dan non-teknis di lingkungan internal, KAI juga secara aktif mendorong karyawannya untuk menempuh pendidikan formal lanjutan, baik di dalam maupun luar negeri.
“Di KAI, belajar tidak berhenti setelah direkrut, tapi justru sebuah permulaan,” tambah Rosma Handayani.
Hingga saat ini, tercatat 169 pegawai KAI tengah menempuh studi Strata 1 (S1) dan Strata 2 (S2) di berbagai perguruan tinggi ternama, termasuk institusi internasional. Upaya ini menjadi bagian dari strategi membangun budaya pembelajaran berkelanjutan, yang menanamkan bahwa peningkatan kapasitas diri adalah proses yang tidak pernah berhenti.
Cetak Pemimpin Masa Depan Melalui Young Leadership Development Program
Guna menyiapkan regenerasi kepemimpinan di tubuh perusahaan, KAI juga mengembangkan Young Leadership Development Program. Program ini dirancang untuk memberikan percepatan karier kepada karyawan muda yang memiliki potensi tinggi agar dapat menjadi pemimpin di masa depan.
Dengan pendekatan mentoring, pelatihan kepemimpinan, serta penugasan strategis, program ini diharapkan melahirkan generasi baru pemimpin KAI yang visioner, inklusif, serta siap menghadapi tantangan global dan kompleksitas industri perkeretaapian.
Rekrutmen Terbuka, Transparan, dan Kompetitif
Salah satu hal yang menjadi kekuatan KAI dalam menciptakan ekosistem SDM berkualitas adalah sistem rekrutmen yang ketat dan transparan. Sejak tahun 2021 hingga 2025, tercatat 980.372 orang telah mengikuti seleksi rekrutmen melalui 34 gelombang rekrutmen reguler.
Setiap tahapan seleksi dilakukan secara terbuka dan berbasis kompetensi, menjadikan proses rekrutmen di KAI sebagai salah satu yang paling ketat di antara perusahaan milik negara.
“Kami percaya bahwa membangun perusahaan kuat harus dimulai dari fondasi yang sehat, yakni sumber daya manusia. Karena itu, proses rekrutmen kami lakukan secara transparan dan berdasarkan merit,” terang Rosma Handayani.
Pengembangan Ekosistem Kerja Adaptif dan Inklusif
Dalam rangka mendukung target pembangunan transportasi berkelanjutan, KAI juga merancang ekosistem kerja yang adaptif, kolaboratif, dan inklusif. Nilai-nilai ini menjadi fondasi dalam menciptakan budaya kerja modern yang tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga menghargai proses, inovasi, dan kesejahteraan pekerja.
Rosma menjelaskan bahwa KAI secara konsisten mendorong kolaborasi lintas generasi, pelibatan perempuan dalam kepemimpinan, serta penyediaan ruang aman untuk berinovasi bagi seluruh pekerja.
“Kami ingin semua orang di KAI merasa memiliki, tumbuh, dan berkembang bersama perusahaan. Karena itu, kami membuka ruang bagi keberagaman dan mendukung keseimbangan hidup kerja,” ujarnya.
SDM Kuat, Transportasi Publik Indonesia Lebih Tangguh
Transformasi SDM yang tengah dilakukan KAI tidak hanya memberi dampak internal pada perusahaan, tetapi juga menjadi bagian dari kontribusi KAI dalam mendukung transportasi publik yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan untuk masyarakat Indonesia secara luas.
Sebagai operator kereta api nasional, KAI memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung agenda pemerintah untuk memperluas aksesibilitas transportasi ramah lingkungan, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan kualitas layanan publik.
Ke depan, KAI menargetkan akan terus memperluas cakupan pelatihan, menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan terbaik, serta mempercepat pengembangan digitalisasi di seluruh sektor operasionalnya.
Dengan menempatkan SDM sebagai tulang punggung transformasi, KAI menunjukkan bahwa keberhasilan modernisasi sistem transportasi tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada manusia di balik sistem tersebut. Komitmen ini diharapkan menjadi contoh nyata bahwa investasi pada manusia adalah investasi jangka panjang yang menentukan arah masa depan transportasi Indonesia.