JAKARTA – Sektor properti terus menunjukkan daya tariknya sebagai salah satu penopang utama perekonomian nasional. Sektor ini berhasil mencatatkan nilai investasi signifikan sebesar Rp123 triliun, menjadikannya sebagai kontributor keempat terbesar dalam total investasi nasional tahun ini. Pemerintah pun tak tinggal diam dan berkomitmen mengakselerasi pertumbuhan sektor ini melalui program pembangunan 3 juta rumah sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 hingga 2029.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan bahwa kinerja sektor properti menjadi bukti nyata bahwa sektor ini tetap diminati, baik oleh investor domestik maupun asing. Besarnya kontribusi investasi sektor ini mencerminkan tingginya kebutuhan masyarakat akan hunian serta meningkatnya aktivitas pembangunan di berbagai wilayah.
“Investasi sektor properti mencapai Rp123 triliun sepanjang 2024. Ini menempatkan sektor ini di peringkat keempat sebagai kontributor terbesar terhadap realisasi investasi nasional,” ujar perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Properti Jadi Magnet Investasi
Nilai investasi sebesar Rp123 triliun pada tahun 2024 ini tidak datang tiba-tiba. Ada sejumlah faktor yang membuat sektor properti tetap relevan dan menarik bagi investor. Salah satunya adalah tingginya permintaan terhadap hunian, perkantoran, serta kawasan komersial, yang mendorong pengembang untuk terus berinvestasi dalam pembangunan properti.
Selain itu, dukungan dari sektor pembiayaan dan stabilitas ekonomi makro juga turut membantu menciptakan ekosistem investasi yang sehat di sektor ini. Tingkat suku bunga yang kompetitif dan ketersediaan fasilitas pembiayaan, termasuk kredit pemilikan rumah (KPR), turut memberi napas panjang bagi pertumbuhan industri properti.
Pemerintah juga terus berupaya memperbaiki iklim investasi, terutama di sektor properti, dengan mempercepat perizinan, memperluas akses terhadap lahan, serta memberikan berbagai insentif kepada pelaku usaha. Ini membuat Indonesia tetap menjadi tujuan strategis bagi investor properti, baik untuk proyek residensial maupun komersial.
Program 3 Juta Rumah, Langkah Strategis Jangka Menengah
Sejalan dengan meningkatnya investasi, pemerintah menegaskan komitmennya untuk mendorong penyediaan hunian layak bagi masyarakat. Hal ini diwujudkan dalam program pembangunan 3 juta rumah yang akan dijalankan dalam periode RPJMN 2025 hingga 2029.
Program ini bertujuan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar perumahan, tetapi juga sebagai penggerak roda ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya beli masyarakat, dan mendukung sektor industri terkait seperti konstruksi, semen, baja, dan lainnya.
“Pembangunan 3 juta rumah menjadi target besar pemerintah dalam lima tahun ke depan. Ini adalah upaya untuk menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan sektor properti secara berkelanjutan,” terang perwakilan Kemenko Perekonomian.
Pemerintah juga mendorong keterlibatan swasta dalam program ini. Dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), proyek pembangunan hunian diharapkan tidak hanya menyasar masyarakat menengah ke atas, tetapi juga mampu menjangkau kalangan menengah ke bawah, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Efek Berganda untuk Ekonomi Nasional
Investasi properti bukan hanya soal membangun fisik gedung atau rumah. Lebih dari itu, sektor ini memiliki efek berganda (multiplier effect) yang luas terhadap ekonomi nasional. Setiap proyek pembangunan rumah atau gedung akan memicu aktivitas di sektor lain seperti bahan bangunan, jasa arsitektur, logistik, dan sektor informal.
Data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat bahwa setiap pembangunan 1.000 unit rumah dapat menciptakan lebih dari 3.000 lapangan kerja langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian, program pembangunan 3 juta rumah berpotensi membuka jutaan lapangan kerja di berbagai lini industri.
Sektor properti juga memiliki kontribusi signifikan dalam mendorong urbanisasi yang tertata, penataan kawasan permukiman, serta mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan, jaringan listrik, dan air bersih.
Tantangan dan Langkah Antisipasi
Meski mencatat kinerja positif, sektor properti tetap menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa di antaranya adalah ketersediaan lahan yang terbatas di kota-kota besar, fluktuasi harga bahan bangunan, serta aksesibilitas pembiayaan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Pemerintah pun menyadari hal ini dan tengah menyiapkan berbagai strategi mitigasi. Salah satu yang tengah disiapkan adalah penyusunan regulasi tata ruang yang lebih adaptif dan inklusif, insentif pajak bagi pengembang yang membangun rumah subsidi, serta penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan aset tanah. “Tantangan dalam pembangunan perumahan tetap ada, terutama terkait pembiayaan dan lahan. Namun pemerintah optimis, lewat kerja sama lintas sektor, target yang ditetapkan bisa tercapai secara bertahap dan terukur,” ungkap perwakilan Kemenko Perekonomian.
Sektor Prioritas dalam RPJMN 2025 hingga 2029
Sektor properti juga telah ditetapkan sebagai salah satu sektor prioritas dalam RPJMN 2025 hingga 2029, mengingat perannya yang krusial dalam menyokong pembangunan ekonomi dan sosial. Pemerintah menilai, keberhasilan sektor ini akan menjadi indikator keberhasilan pembangunan nasional secara keseluruhan.
Adapun selain sektor properti, tiga sektor lain yang menduduki posisi tertinggi dalam realisasi investasi 2024 adalah sektor manufaktur, energi, dan infrastruktur. Namun, sektor properti dinilai memiliki keunggulan dalam hal kesinambungan dan keterlibatan masyarakat secara langsung.
Investasi sektor properti yang mencapai Rp123 triliun pada 2024 menjadi bukti bahwa sektor ini masih sangat menjanjikan dan memiliki potensi besar untuk terus tumbuh. Dukungan pemerintah melalui program pembangunan 3 juta rumah dan kebijakan pro-investasi menjadi fondasi kuat untuk menjaga momentum ini ke depan.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, sektor properti diharapkan tidak hanya menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi solusi atas tantangan kebutuhan hunian nasional. “Kami terus mendorong agar sektor properti tetap menjadi motor penggerak ekonomi nasional, sekaligus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat luas,” tutup perwakilan dari Kemenko Perekonomian.