JAKARTA – Dalam upaya memperkuat literasi keuangan digital dan perlindungan konsumen, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) menggelar talkshow bertajuk “Memahami Ekonomi Syariah, Mengoptimalkan QRIS, dan Meningkatkan Perlindungan Konsumen.” Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan hari kedua Library Festival UMP 2025 yang berlangsung di perpustakaan UMP, Purwokerto.
Dorong Pemahaman Keuangan Digital Melalui Talkshow
Kepala Deputi Bank Indonesia Purwokerto, Mahdi Abdillah, menyampaikan data perkembangan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Kabupaten Banyumas yang telah mencapai lebih dari 5 juta transaksi dalam satu bulan terakhir. Meski angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam adopsi teknologi pembayaran digital, Mahdi menekankan bahwa pemahaman masyarakat terkait perlindungan konsumen masih perlu ditingkatkan.
“Kami dari Bank Indonesia Purwokerto selalu mendukung literasi masyarakat. Sebagai bank sentral, kami berkewajiban mengedukasi publik, khususnya dalam bidang ekonomi. Di luar itu, masyarakat juga bisa mengakses berbagai informasi melalui perpustakaan kami yang terbuka untuk umum,” ujar Mahdi dalam keterangan resmi yang diterima redaksi.
Mahdi juga menambahkan, perpustakaan BI di Jalan Jenderal Gatot Subroto dilengkapi fasilitas ramah anak sebagai bentuk strategi menumbuhkan budaya literasi sejak dini. “Kami percaya literasi harus dimulai dari anak-anak agar terbiasa dengan pemanfaatan teknologi dan pemahaman finansial yang sehat,” tambahnya.
Edukasi Digital Penting untuk Semua Usia
Wakil Rektor I UMP, Assoc. Prof. Saefurrohman, Ph.D., menggarisbawahi pentingnya edukasi digital lintas usia, mengingat masih banyaknya kasus penipuan daring yang menimpa generasi muda. Ia mengungkapkan pengalaman langsung dari kalangan mahasiswa UMP yang menjadi korban penipuan dalam transaksi e-commerce.
“Mahasiswa saya beli barang lewat situs daring, tapi setelah bayar barang tak kunjung datang. Ternyata, pembayarannya dilakukan lewat transfer bank langsung. Ini menunjukkan betapa pentingnya edukasi digital, bahkan bagi generasi muda yang akrab dengan teknologi,” jelas Saefurrohman.
Menurutnya, generasi muda yang sudah familiar dengan gadget dan internet pun belum tentu memiliki literasi keuangan dan perlindungan konsumen yang memadai, sehingga rentan menjadi sasaran penipuan.
Waspada Penipuan QRIS
Pemateri talkshow, Muhammad Hafidz Sidik Pulungan, turut mengingatkan peserta agar berhati-hati terhadap modus penipuan yang menggunakan QRIS palsu. Ia menjelaskan bahwa banyak kasus di mana kode QRIS yang digunakan untuk donasi ternyata bukan milik lembaga resmi, melainkan milik pribadi atau toko lain.
“Banyak kasus kode QRIS palsu untuk donasi. Saat di-scan, nama rekening yang muncul bukan lembaga resmi, tapi justru milik pribadi atau toko lain. Maka, kita sebagai pengguna harus cermat sebelum transfer,” tegas Hafidz.
Ia menyarankan agar pengguna selalu memeriksa validitas QRIS dan memastikan sumbernya resmi, terutama saat melakukan donasi atau pembayaran.
Perpustakaan sebagai Pusat Edukasi Multidisipliner
Kepala Perpustakaan UMP, Riski Tri Wismanawati, S.Hum., menjelaskan bahwa talkshow ini menjadi wujud nyata peran perpustakaan sebagai pusat edukasi multidisipliner yang relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
“Literasi hari ini bukan hanya soal membaca buku, tapi juga memahami hak dan risiko dalam kehidupan digital. Kami ingin perpustakaan menjadi ruang publik yang edukatif dan relevan dengan tantangan zaman, termasuk dalam hal literasi keuangan digital,” ujarnya.
Riski menambahkan bahwa perpustakaan UMP berkomitmen untuk terus menghadirkan program-program edukasi yang tidak hanya memperkaya pengetahuan akademik tetapi juga memberikan keterampilan hidup praktis di era digital.
Rangkaian Library Festival UMP 2025
Selain talkshow literasi keuangan digital, Library Festival UMP 2025 juga menghadirkan dua talkshow inspiratif lainnya yang membahas berbagai tema edukasi dan pengembangan diri. Festival ini semakin meriah dengan bazar buku yang menawarkan diskon besar-besaran dan pembagian buku gratis bagi mahasiswa, dosen, dan karyawan UMP.
Acara ini menjadi momentum strategis bagi UMP untuk memperkuat posisinya sebagai kampus yang tidak hanya mencetak lulusan unggul secara akademik, tetapi juga membekali mereka dengan kecakapan hidup di era digital yang semakin kompleks.
Kolaborasi Lintas Institusi untuk Masa Depan Literasi Keuangan
Kerjasama antara Bank Indonesia dan UMP dalam menggelar acara ini merupakan contoh nyata sinergi antara lembaga pendidikan dan institusi keuangan dalam mengatasi tantangan literasi digital yang masih menjadi persoalan nasional.
Mahdi Abdillah menegaskan bahwa kolaborasi semacam ini harus terus dikembangkan agar literasi keuangan digital dapat merata ke seluruh lapisan masyarakat, sekaligus menguatkan perlindungan konsumen dari risiko-risiko transaksi digital.
“Literasi keuangan digital bukan hanya tentang teknologi, tapi juga bagaimana masyarakat memahami hak dan kewajibannya sebagai konsumen. Ini penting untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang sehat dan inklusif,” ujarnya.
Perkembangan teknologi keuangan digital seperti QRIS telah membuka banyak kemudahan bagi masyarakat, namun risiko penipuan dan kurangnya pemahaman tentang perlindungan konsumen masih menjadi tantangan utama. Melalui acara seperti Library Festival UMP 2025 yang didukung oleh Bank Indonesia, edukasi literasi keuangan digital bisa semakin digalakkan dengan pendekatan yang edukatif dan melibatkan berbagai kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga generasi muda dan orang dewasa.
Keterlibatan aktif perpustakaan sebagai pusat literasi multidisipliner juga menjadi kunci penting dalam membangun budaya literasi yang relevan dengan perkembangan zaman. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan teknologi keuangan digital secara aman, cerdas, dan produktif demi kemajuan ekonomi nasional yang berkelanjutan.