JAKARTA - Apa itu kista bartholin? Kista bartholin adalah benjolan yang dapat muncul di sisi bibir vagina akibat penyumbatan pada kelenjar bartholin.
Kelenjar ini terletak di kedua sisi vagina dan berfungsi untuk memproduksi cairan pelumas saat hubungan seksual.
Ketika kelenjar ini tersumbat dan terinfeksi, bisa berkembang menjadi abses bartholin. Lantas, apa itu kista bartholin? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Apa Itu Kista Bartholin?
Apa itu kista bartholin? Kelenjar bartholin terletak di kedua sisi lubang vagina dan berfungsi untuk menghasilkan cairan pelumas yang membantu menjaga kelembapan vagina.
Namun, terkadang saluran kelenjar ini bisa tersumbat, menyebabkan cairan terperangkap di dalamnya, yang akhirnya menyebabkan pembengkakan di area vagina.
Pembengkakan ini dikenal sebagai kista bartholin, yang biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Jika cairan dalam kista terinfeksi, dapat terbentuk nanah yang dikelilingi jaringan meradang, yang disebut abses.
Pengobatan kista bartholin bergantung pada ukuran, tingkat rasa sakit, dan apakah kista tersebut terinfeksi.
Penyebab Kista Bartholin
Kista bartholin terjadi akibat penyumbatan pada kelenjar bartholin, yang mengakibatkan cairan yang seharusnya keluar malah kembali masuk ke dalam kelenjar.
Proses ini dapat menyebabkan pembengkakan yang semakin membesar seiring waktu, membentuk kista.
Kista ini bisa muncul pada wanita dari berbagai usia, namun lebih sering ditemukan pada wanita yang aktif secara seksual, terutama yang berusia antara 20 hingga 30 tahun.
Kasus ini lebih jarang terjadi pada wanita pasca menopause karena kelenjar bartholin sudah menyusut. Beberapa faktor penyebabnya antara lain prosedur operasi di area vagina, luka, iritasi, infeksi, hingga cedera.
Selain itu, infeksi menular seksual dan bakteri juga dapat berperan dalam memicu timbulnya kista.
Gejala Kista Bartholin
Gejala kista bartholin biasanya baru muncul saat infeksi semakin membesar. Beberapa tanda yang umum dirasakan oleh pasien antara lain:
-Kemerahan di sekitar area vagina.
-Rasa tidak nyaman saat berjalan, duduk, atau berhubungan intim.
-Muncul benjolan kecil di sisi vagina.
-Benjolan yang lunak dan terasa nyeri.
-Demam pada tubuh.
-Benjolan mengeluarkan nanah.
-Pembengkakan di area vagina.
Tanda Kista Bartholin Perlu Penanganan Dokter
Segera konsultasikan dengan dokter ahli jika kista mulai membesar dan menimbulkan rasa nyeri. Pemeriksaan medis akan membantu menentukan diagnosis serta penyebab munculnya benjolan tersebut.
Mengunjungi dokter lebih awal akan memudahkan Anda mengetahui apakah kista akan kembali muncul, mengingat kista bartholin dapat kambuh meskipun sudah ditangani.
Pemeriksaan ini juga dapat mengidentifikasi kelainan tubuh lainnya, seperti tumor atau kanker serviks.
Diagnosis Kista Bartholin
Diagnosis kista bartholin dimulai dengan pemeriksaan riwayat medis penderita. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai sejauh mana kista berkembang.
Selain itu, prosedur pemeriksaan tambahan bisa dilakukan untuk mengetahui apakah ada infeksi menular seksual yang terkait.
Bagi wanita di atas 40 tahun, biasanya akan dilakukan pemeriksaan biopsi untuk memastikan tidak ada tanda-tanda pertumbuhan kanker di area vagina.
Cara Mengobati Kista Bartholin
Beberapa metode pengobatan dapat dilakukan untuk menangani kista bartholin, tergantung pada tingkat keparahannya. Berikut adalah cara-cara yang umum diterapkan untuk mengobati kista bartholin:
Berendam di air hangat atau sitz bath
Metode ini sangat disarankan, terutama untuk wanita hamil. Berendam di air hangat dapat membantu mempercepat proses penyembuhan kista.
Proses ini dilakukan dengan cara memasukkan bagian tubuh yang terdapat kista ke dalam ember berisi air hangat, lalu berendam selama 10 hingga 20 menit.
Hal ini bisa dilakukan secara teratur selama 3 hingga 4 hari hingga kista pecah atau mengecil. Sitz bath ini efektif untuk meredakan pembengkakan dan meningkatkan sirkulasi darah di sekitar area yang terinfeksi.
Obat-obatan antibiotik
Jika infeksi terjadi pada kista bartholin, terutama jika disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS), dokter dapat meresepkan antibiotik.
Namun, sangat penting untuk tidak sembarangan mengonsumsi antibiotik tanpa konsultasi dokter, agar mendapat resep yang tepat sesuai dengan kondisi kista, menghindari komplikasi, dan memastikan kesembuhan yang efektif.
Operasi insisi dan drainase
Jika kista bartholin membesar dan tidak merespons perawatan lainnya, dokter mungkin akan melakukan prosedur insisi dan drainase.
Pada prosedur ini, dokter akan membuat sayatan kecil pada kista untuk mengeluarkan nanah yang terperangkap di dalamnya. Prosedur ini bertujuan untuk mengurangi tekanan dan membantu proses penyembuhan lebih cepat.
Pemasangan kateter
Jika insisi dan drainase belum cukup efektif, pemasangan kateter juga bisa menjadi pilihan. Kateter dipasang dengan cara membuat sayatan kecil untuk memasang tabung kateter, yang digunakan untuk mengalirkan nanah keluar dari kista.
Setelah kateter terpasang, balon pada kateter akan mengembang untuk mencegahnya terlepas. Kateter biasanya dibiarkan selama dua hingga enam minggu untuk memastikan saluran drainase tetap terbuka.
Marsupialisasi kista
Marsupialisasi adalah prosedur yang biasanya dilakukan bersamaan dengan pemasangan kateter.
Prosedur ini melibatkan pembuatan sayatan pada kista dan menjahit ujungnya agar tetap terbuka, sehingga nanah dapat terus mengalir keluar. Dengan cara ini, kista tidak akan tertutup kembali dan mencegah pembentukan kista baru.
Pengangkatan kelenjar Bartholin
Jika metode lain tidak berhasil atau kista terus kambuh, prosedur pengangkatan kelenjar Bartholin mungkin diperlukan.
Ini adalah prosedur terakhir di mana seluruh kelenjar Bartholin yang terinfeksi akan diangkat secara permanen. Dengan pengangkatan kelenjar ini, risiko kista bartholin kambuh dapat diminimalkan.
Cara Mengatasi Kista Bartholin di Rumah
Jika kista bartholin tidak terlalu besar atau menonjol, Anda masih bisa mencoba beberapa penanganan mandiri di rumah. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
Berendam dengan air hangat
Berendam dalam air hangat selama beberapa menit setiap hari bisa membantu mengurangi pembengkakan pada kista dan meredakan rasa tidak nyaman. Lakukan ini secara teratur selama beberapa hari hingga ada perubahan.
Kompres dengan air hangat
Anda juga bisa menggunakan handuk yang dibasahi dengan air hangat untuk mengompres kista bartholin yang menonjol.
Tempelkan handuk hangat pada area yang terasa bengkak selama beberapa menit untuk membantu mengurangi pembengkakan.
Gunakan obat alami
Beberapa bahan alami seperti madu, tea tree oil, cuka apel, atau witch hazel dapat dioleskan dengan hati-hati di sekitar area vagina. Bahan-bahan ini dikenal memiliki sifat antiseptik yang dapat membantu meredakan peradangan atau infeksi ringan.
Meskipun cara-cara ini sederhana, mereka bisa membantu mengurangi pembengkakan pada kista.
Namun, jika kista tidak menunjukkan perubahan atau memburuk, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat.
Komplikasi akibat Kista Bartholin
Jika kista bartholin tidak ditangani dengan tepat, komplikasi dapat muncul pada benjolan tersebut. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah abses bartholin.
Abses ini terbentuk ketika bakteri masuk ke dalam kista, menyebabkan penumpukan nanah di dalamnya.
Selain abses, prosedur operasi yang tidak dilakukan dengan benar juga dapat menyebabkan pendarahan pada area yang terinfeksi. Oleh karena itu, penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Cara Mencegah Kista Bartholin
Meskipun penyebab pasti munculnya kista bartholin belum sepenuhnya diketahui, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi ini. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:
-Menjaga kebersihan area intim dengan baik.
-Menghindari penggunaan pakaian dalam yang dipakai berulang kali.
-Sering mengganti pembalut untuk menjaga kebersihan dan mencegah kelembaban berlebih.
-Menggunakan pembalut tanpa pewangi agar terhindar dari risiko infeksi.
-Menghindari aktivitas yang bisa menyebabkan cedera pada area vagina.
-Menggunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
-Membatasi pergantian pasangan seksual untuk mengurangi risiko infeksi menular seksual.
-Menjaga pola makan sehat dan rutin berolahraga.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mendapati benjolan di sekitar vagina. Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui penyebab benjolan tersebut dan untuk mendeteksi adanya kondisi serius sejak dini.
Jika benjolan muncul saat Anda berusia lebih dari 40 tahun, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter, karena meskipun jarang, kondisi ini bisa menunjukkan penyakit atau masalah kesehatan yang lebih serius, seperti kanker.
Perlu diingat, kista Bartholin bisa kambuh, jadi jika gejala kembali muncul meskipun sudah sembuh sebelumnya, segeralah menemui dokter.
FAQ
1. Apakah penyakit kista bartholin berbahaya?
Meskipun kista bartholin tidak tergolong berbahaya, penting untuk menangani gejalanya dengan baik.
Jika tidak ditangani, kista bisa terinfeksi dan menimbulkan rasa sakit. Jenis perawatan yang diperlukan akan bergantung pada kondisi kista tersebut.
2. Mengapa perlu memiliki asuransi kesehatan?
Asuransi kesehatan memberikan perlindungan finansial dengan mengganti biaya pengobatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, sehingga kamu tidak perlu mengeluarkan uang secara langsung untuk berobat.
Salah satu jenis asuransi kesehatan yang praktis adalah asuransi kesehatan cashless, di mana pengguna cukup menunjukkan kartu asuransi untuk mendapatkan layanan kesehatan tanpa harus membayar di tempat.
Sebagai penutup, penting untuk memahami apa itu kista bartholin dan cara mengelola gejalanya dengan tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.