Pertambangan dan Penggalian Jadi Sektor Penyerap Tenaga Kerja Terbesar di Kalimantan Timur, Tambah 46.002 Orang pada Februari 2025

Rabu, 07 Mei 2025 | 08:40:05 WIB
Pertambangan dan Penggalian Jadi Sektor Penyerap Tenaga Kerja Terbesar di Kalimantan Timur, Tambah 46.002 Orang pada Februari 2025

JAKARTA — Sektor pertambangan dan penggalian tercatat sebagai penyerap tenaga kerja baru terbesar di Provinsi Kalimantan Timur pada Februari 2025. Berdasarkan rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur, sektor tersebut menyerap tambahan 46.002 tenaga kerja, menjadi motor utama pertumbuhan lapangan pekerjaan di wilayah tersebut.

Kepala BPS Kalimantan Timur, Dr. Yusniar Juliana, SST., MIDEC., menyampaikan bahwa peningkatan signifikan tersebut terjadi di tengah tren positif pertumbuhan angkatan kerja dan jumlah penduduk bekerja di Kaltim.

“Lapangan usaha yang menyerap tambahan tenaga kerja terbesar yaitu sektor pertambangan dan penggalian mencapai 46.002 orang,” ujarnya dalam rilis resmi BPS.

Angkatan Kerja dan Penduduk Bekerja Naik Tajam

Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Februari 2025 tercatat mencapai 2.123.156 orang, mengalami kenaikan 113.639 orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik tipis sebesar 0,09 persen poin, menunjukkan semakin banyak warga usia kerja yang masuk ke pasar tenaga kerja.

Sementara itu, jumlah penduduk yang bekerja meningkat tajam menjadi 2.009.990 orang, naik 115.996 orang dibandingkan Februari 2024. Hal ini menandai pergeseran struktur ketenagakerjaan yang cukup dinamis di Kaltim, seiring dengan pulihnya beberapa sektor ekonomi strategis.

Dominasi Tiga Sektor Kunci

BPS mencatat bahwa tiga sektor utama masih mendominasi komposisi tenaga kerja di Kalimantan Timur, yaitu:

-Pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 19,19 persen dari total penduduk bekerja,

-Perdagangan besar dan eceran, serta reparasi kendaraan bermotor sebesar 18,50 persen,

-Pertambangan dan penggalian sebesar 9,69 persen.

Meski secara persentase sektor pertambangan tidak menjadi yang paling dominan, namun dari sisi penambahan tenaga kerja baru, sektor ini mencatat pertumbuhan tertinggi.

Tren Penyerapan dan Pengurangan Tenaga Kerja

Selain sektor pertambangan, dua sektor lain yang mengalami peningkatan besar dalam penyerapan tenaga kerja adalah:

-Jasa profesional dan perusahaan dengan tambahan 35.189 tenaga kerja,

-Pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan tambahan 22.808 orang.

Di sisi lain, ada tiga sektor utama yang justru mengalami penurunan jumlah pekerja secara signifikan, yaitu:

-Jasa pendidikan yang kehilangan 22.469 pekerja,

-Konstruksi dengan pengurangan 11.512 tenaga kerja,

-Administrasi pemerintahan yang juga mengalami penurunan signifikan.

Hal ini menunjukkan adanya pergeseran kebutuhan tenaga kerja dari sektor-sektor berbasis layanan dan infrastruktur ke sektor-sektor primer dan industri ekstraktif yang memiliki tingkat pertumbuhan lebih tinggi di Kalimantan Timur.

Pekerjaan Formal dan Kondisi Setengah Penganggur

Meskipun terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja secara keseluruhan, proporsi pekerja formal di Kalimantan Timur justru menurun. Pada Februari 2025, sebanyak 1.066.892 orang atau 53,08 persen dari penduduk bekerja memiliki status pekerjaan formal, turun 0,05 persen poin dibandingkan Februari 2024.

Sementara itu, persentase pekerja setengah penganggur mengalami kenaikan sebesar 1,58 persen poin, mengindikasikan bahwa sebagian besar pekerja belum bekerja secara optimal sesuai kapasitas atau jam kerja yang ideal. Sedangkan pekerja paruh waktu mengalami penurunan sebesar 2,81 persen poin.

Tingkat Pengangguran Terbuka Turun

Kabar baik lainnya datang dari indikator pengangguran. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Timur turun menjadi 5,33 persen pada Februari 2025. Penurunan ini mencerminkan mulai membaiknya kondisi ketenagakerjaan dan ketersediaan lapangan kerja di provinsi yang kaya sumber daya alam ini.

Kesiapan Infrastruktur dan Investasi Jadi Faktor Kunci

Pertumbuhan signifikan di sektor pertambangan dan penggalian tidak lepas dari peran investasi baru, pembukaan tambang baru, serta dukungan infrastruktur transportasi dan logistik yang terus dikembangkan di Kalimantan Timur. Peningkatan ini juga sejalan dengan kebutuhan tenaga kerja untuk mendukung operasional industri pertambangan, khususnya di wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Pergeseran ini menggambarkan bahwa struktur ketenagakerjaan di Kaltim bergerak mengikuti dinamika kebutuhan sektor-sektor strategis,” tambah Dr. Yusniar Juliana dalam keterangannya.

Dengan tren ini, Kalimantan Timur dihadapkan pada tantangan dan peluang untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, terutama dalam menghadapi transformasi ekonomi berbasis sumber daya alam ke arah industri bernilai tambah tinggi.

Terkini