Hardiknas: Pendidikan Nasional Masih Hadapi Tantangan Implementasi Kebijakan dan Kesenjangan Penguatan Karakter

Senin, 05 Mei 2025 | 10:17:20 WIB
Hardiknas: Pendidikan Nasional Masih Hadapi Tantangan Implementasi Kebijakan dan Kesenjangan Penguatan Karakter

JAKARTA – Meski Indonesia telah merdeka selama hampir delapan dekade, sistem pendidikan nasional dinilai masih menghadapi berbagai tantangan mendasar, terutama dalam aspek implementasi kebijakan. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Kusbianto, S.H., M.Hum., Direktur Pascasarjana Universitas Dharmawangsa, dalam wawancara khusus melalui sambungan telepon di Studio Podcast RRI Medan, bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada Jumat.

Dalam pandangannya, Prof. Kusbianto mengapresiasi berbagai capaian pendidikan nasional yang telah disusun pemerintah sejak kemerdekaan. Namun, ia menegaskan bahwa permasalahan terbesar masih terletak pada pelaksanaan kebijakan di lapangan, yang belum menunjukkan konsistensi dan efektivitas sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

“Kita memang sudah memiliki sistem pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tapi implementasinya masih jauh dari optimal,” ujarnya.

Tantangan Implementasi dan Kesenjangan Kebijakan

Prof. Kusbianto menilai bahwa kebijakan-kebijakan yang telah dirancang pemerintah sebenarnya memiliki arah dan semangat yang baik. Namun dalam praktiknya, proses pelaksanaan masih sering terkendala oleh berbagai faktor teknis dan struktural, termasuk keterbatasan sumber daya manusia, birokrasi yang lambat, dan kurangnya sinergi antara pusat dan daerah.

Ia juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap kesenjangan antara kecepatan perkembangan masyarakat dengan respons kebijakan pendidikan, yang kerap tertinggal.

“Dalam praktiknya, penyelenggara pendidikan, baik aparatur, guru, maupun dosen, masih harus meningkatkan sikap profesional dan integritasnya,” tegas Prof. Kusbianto.

Menurutnya, perkembangan zaman yang begitu cepat menuntut dunia pendidikan untuk lebih adaptif dan responsif. Namun faktanya, banyak lembaga pendidikan dan para pelakunya yang belum siap menghadapi perubahan paradigma pembelajaran, digitalisasi, serta dinamika sosial-kultural peserta didik.

Kembali ke Semangat Hardiknas: Pendidikan sebagai Alat Perjuangan

Dalam refleksinya mengenai Hari Pendidikan Nasional, Prof. Kusbianto menyinggung semangat awal kelahiran Hardiknas sebagai simbol perjuangan melawan sistem pendidikan kolonial yang diskriminatif. Ia menyebut bahwa kemerdekaan telah menjebol pintu ketidakadilan pendidikan, tetapi perjuangan belum selesai, terutama dalam memperjuangkan kualitas dan pemerataan akses pendidikan hingga ke pelosok negeri.

“Hari Pendidikan Nasional lahir dari semangat perlawanan terhadap sistem pendidikan kolonial yang diskriminatif terhadap penduduk pribumi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa esensi pendidikan tidak sekadar transfer ilmu pengetahuan, tetapi menyentuh pada pembentukan karakter atau nation character building yang harus menjadi landasan utama.

“Fenomena yang kita lihat hari ini di dunia pendidikan masih cukup memprihatinkan. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan perhatian dan kerja sama seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.

Peran Seluruh Elemen Bangsa dalam Reformasi Pendidikan

Prof. Kusbianto juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membenahi sistem pendidikan nasional. Menurutnya, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam menyelesaikan kompleksitas permasalahan pendidikan. Perlu ada keterlibatan aktif dari guru, orang tua, akademisi, organisasi masyarakat, dan pelaku industri, yang secara bersama-sama mendorong peningkatan kualitas pendidikan dari hulu ke hilir.

Ia menambahkan bahwa profesionalisme tenaga pendidik merupakan aspek krusial dalam reformasi sistem pendidikan. Guru dan dosen sebagai ujung tombak pendidikan harus terus meningkatkan kapasitas dan integritas, serta mampu menjadi teladan bagi generasi muda.

Menatap Masa Depan Pendidikan Indonesia

Menutup keterangannya, Prof. Kusbianto menyampaikan harapan agar peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini menjadi momentum reflektif dan strategis untuk memperbaiki segala kekurangan yang masih terjadi dalam sistem pendidikan nasional.

Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali memaknai pendidikan sebagai fondasi utama dalam membangun bangsa yang beradab, cerdas, dan berkarakter kuat.

Dengan demikian, meski telah menapaki usia kemerdekaan ke-79 tahun, Indonesia masih dihadapkan pada tugas besar membenahi implementasi pendidikan secara menyeluruh, agar cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara benar-benar terwujud dalam praktik nyata.

Terkini